Selama ini mungkin kita sudah banyak mendengarkan atau membaca tentang berbagai sistem operasi open source berbasis Unix, seperti Linux dan *BSD. Tapi tahukah kita bahwa ternyata ada satu proyek sistem operasi open source berbasis Windows XP/2003. Secara konsep, sistem operasi yang diberi nama ReactOS ini sama persis dengan kloningannya. Mulai dari level perangkat keras hingga level perangkat lunak. Tujuan utama pengembangan ReactOS adalah menyediakan sistem operasi yang binary compatible dengan Windows XP. Artinya semua aplikasi yang berjalan di Windows XP akan berjalan di ReactOS.
Walaupun ReactOS masih jauh dari siap untuk digunakan, pengembangnya sudah menyediakan image VirtualBox untuk mereka yang senang mencoba-coba. Saat tulisan ini diterbitkan, versi ReactOS terakhir adalah 0.3.14. Silakan unduh image untuk VirtualBox di sini. Karena image ini sudah ter-install ReactOS kita cukup menambahkannya ke VirtualBox. Di jendela VirtualBox klik menu Machine, lalu pilih Add...
Pada dialog 'Select a virtual machine file', masuklah ke direktori di mana image ReactOS disimpan dan pilih berkas berekstensi vbox.
Sekarang ReactOS sudah terdaftar di virtual machine VirtualBox, klik Start untuk memulai menghidupkannya.
Di boot loader ReactOS ada beberapa pilihan sistem operasi, semuanya ReactOS dengan opsi-opsi tertentu. Biarkan saja apa adanya.
Ketika pertama kali masuk ke desktop, sebuah wizard instalasi perangkat keras langsung tersaji. Sepertinya sistem operasi ReactOS mengenali salah satu perangkat keras di virtual machine yang digunakan. Penampakan desktopnya mirip sekali dengan Windows XP tanpa logo Windows di tombol Start.
Windows Explorer di Windows XP digantikan oleh ReactOS Explorer dan ketika kita mengklik kanan My Computer dan memilih Properties, kita akan disuguhi informasi yang sama dengan apa yang kita dapatkan di Windows XP.
Hebatnya, sistem operasi ReactOS ini menggunakan lisensi GNU General Public License versi 2.
Struktur dan penampilan menunya pun juga sama dengan Windows XP. Kita bisa melihat semua program yang ter-install di menu Programs. Sayangnya ReactOS hanya dibekali beberapa aplikasi kecil pada instalasi default, tidak seperti umumnya distro Linux.
Jaringan juga sudah berfungsi dengan baik di ReactOS 0.3.14 tidak seperti beberapa waktu lalu ketika saya mencobanya. IP berhasil didapatkan secara otomatis dari server DHCP milik VirtualBox.
Jaringan terbukti bekerja dengan baik ketika ping dicoba dari command prompt mendapatkan balasan dari mesin di seberang, dalam hal ini gateway.
Ketika saya membuka Device Manager milik ReactOS, semua perangkat keras dapat dikenali dengan baik. Meskipun memang ini hanya di virtual machine. Masih perlu ada pembuktian jika menggunakan perangkat keras nyata.
Game Spider juga berjalan dengan baik.
Lain kali, saya akan mencoba memasang beberapa aplikasi open source untuk Windows XP di ReactOS. Kita akan lihat aplikasi apa saja yang berjalan dengan baik. Mencoba instalasi di perangkat keras nyata juga kelihatannya akan menarik. Sayangnya era Windows XP akan segera berakhir.
Informasi lebih lanjut tentang ReactOS.
Walaupun ReactOS masih jauh dari siap untuk digunakan, pengembangnya sudah menyediakan image VirtualBox untuk mereka yang senang mencoba-coba. Saat tulisan ini diterbitkan, versi ReactOS terakhir adalah 0.3.14. Silakan unduh image untuk VirtualBox di sini. Karena image ini sudah ter-install ReactOS kita cukup menambahkannya ke VirtualBox. Di jendela VirtualBox klik menu Machine, lalu pilih Add...
Pada dialog 'Select a virtual machine file', masuklah ke direktori di mana image ReactOS disimpan dan pilih berkas berekstensi vbox.
Sekarang ReactOS sudah terdaftar di virtual machine VirtualBox, klik Start untuk memulai menghidupkannya.
Di boot loader ReactOS ada beberapa pilihan sistem operasi, semuanya ReactOS dengan opsi-opsi tertentu. Biarkan saja apa adanya.
Ketika pertama kali masuk ke desktop, sebuah wizard instalasi perangkat keras langsung tersaji. Sepertinya sistem operasi ReactOS mengenali salah satu perangkat keras di virtual machine yang digunakan. Penampakan desktopnya mirip sekali dengan Windows XP tanpa logo Windows di tombol Start.
Windows Explorer di Windows XP digantikan oleh ReactOS Explorer dan ketika kita mengklik kanan My Computer dan memilih Properties, kita akan disuguhi informasi yang sama dengan apa yang kita dapatkan di Windows XP.
Hebatnya, sistem operasi ReactOS ini menggunakan lisensi GNU General Public License versi 2.
Struktur dan penampilan menunya pun juga sama dengan Windows XP. Kita bisa melihat semua program yang ter-install di menu Programs. Sayangnya ReactOS hanya dibekali beberapa aplikasi kecil pada instalasi default, tidak seperti umumnya distro Linux.
Jaringan juga sudah berfungsi dengan baik di ReactOS 0.3.14 tidak seperti beberapa waktu lalu ketika saya mencobanya. IP berhasil didapatkan secara otomatis dari server DHCP milik VirtualBox.
Jaringan terbukti bekerja dengan baik ketika ping dicoba dari command prompt mendapatkan balasan dari mesin di seberang, dalam hal ini gateway.
Ketika saya membuka Device Manager milik ReactOS, semua perangkat keras dapat dikenali dengan baik. Meskipun memang ini hanya di virtual machine. Masih perlu ada pembuktian jika menggunakan perangkat keras nyata.
Game Spider juga berjalan dengan baik.
Lain kali, saya akan mencoba memasang beberapa aplikasi open source untuk Windows XP di ReactOS. Kita akan lihat aplikasi apa saja yang berjalan dengan baik. Mencoba instalasi di perangkat keras nyata juga kelihatannya akan menarik. Sayangnya era Windows XP akan segera berakhir.
Informasi lebih lanjut tentang ReactOS.