Linux – dalam hal ini kernel, yaitu inti sistem operasi – dibuat oleh seorang mahasiswa Universitas Helsinki, Finlandia, yaitu Linus Torvalds. Bersama programmer dan hacker dari seluruh dunia, Linus Torvalds membungkus kernel Linux menjadi menjadi sebuah sistem operasi yang lengkap. Dari sini, muncul varian-varian Linux yang banyak disebut distribusi atau disingkat distro. Redhat, Slackware, Debian merupakan distro-distro awal keluar.
Diatas Linux sebagai sistem operasi, barulah berdiri aplikasi-aplikasi seperti office suite, aplikasi multimedia, aplikasi grafis, aplikasi pemrograman, dan lain-lain. Oke, saya berikan gambaran aplikasi-aplikasi apa saja yang ada di Linux dan tentu saja yang free dan GPL-ed lisensi :
- Aplikasi Office Suite, Libre Office, KOffice, GNOME Office, dll
- Aplikasi Multimedia, XMMS, Xine, Amarok,banshee dll
- Aplikasi Grafis, GIMP, Inkscape, XPDF, dll
- Aplikasi Pemrograman, KDevelop, QtDesigner, Anjuta, dll
- Aplikasi Engineering, QCAD, Sci-lab, dll
Hampir sebagian besar aplikasi Linux masih bersifat free dan digunakan secara gratis. Tentu saja hal ini sangat baik digunakan untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia ini. Alangkah baiknya apabila mulai dari instansi pemerintah, BUMN, BUMD, swasta, kalangan akademis, dll di Indonesia menggunakan aplikasi-aplikasi open source yang berlisensi GPL. Terbayang-lah berapa devisa yang kita hemat dari situ ? Jika 1 departemen pemerintah dari pusat sampai ke daerah menggunakan Linux dan aplikasi open source.
Oke, sekarang daripada berandai-andai terlalu tinggi…yang ujung-ujungnya cuma kecewa, marilah kita mulai dari diri sendiri. Kita mulai memakai Linux dan aplikasi open source yang ada. Jangan memakai software bajakan !!