Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, Aku telah menemui  Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra. lalu bertanya kepadanya “Beritahulah  aku tentang sifat-sifat Rasulullah SAW yang ditemui di dalam Taurat!  Maka jawabnya: Demi Allah, memang benar, bahwa Nabi kita itu tersebut  sifatnya di dalam Taurat, sebagaimana yang terdapat sifatnya di dalam  Al-Quran, yaitu berbunyi: Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami mengutusmu  sebagai saksi dan pembawa berita gembira dan ancaman, dan sebagai  penghulu dari ummat yang ummi. Engkau adalah hambaku dan utusanKu.
 Aku namakan engkau Mutawakkil (orang yang menyerahkan diri kepada  Tuhannya), engkau bukan seorang yang keras atau kasar, dan bukan orang  yang suka berteriak di pasar. Engkau bukanlah orang yang membalas  keburukan dengan yang keburukan, akan tetapi engkau suka memaafkan dan  mengampunkan. Dan dia itu tidak akan diambil nyawanya, sehingga mereka  (pengikutnya) meluruskan agama yang bengkok ini dengan mengucapkan ‘Laa  llaaha illallaah!’ yakni tiada Tuhan melainkan Allah! Dengan itu dia  dapat membuka mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang tertutup.
 Wahab bin Munabbih juga berkata bahwa Allah ta’ala telah mewahyukan  kepada Nabi Daud a.s di dalam kitab Zabur, yang berbunyi “Hai Daud!  Ingatlah, bahwa akan datang selepasmu seorang Nabi namanya Ahmad atau  Muhammad, dia seorang yang benar, penghulu sekalian Nabi, Aku tidak akan  marah sama sekali kepadanya, dan dia juga tidak pernah menyebabkan Aku  marah.
 Aku sudah mengampuninya sebelum dia berbuat salah atas segala dosanya  yang terdahulu dan yang akan datang. Ummatnya senantiasa dirahmati, Aku  telah memberikannya Nawafil, yakni amalan-amalan sunnat sebagaimana  yang Aku berikan kepada para Nabi, dan Aku telah mewajibkan ke atas  mereka (ummat Nabi Muhammad) bermacam-macam fardhu, yang telah Aku  wajibkan ke atas semua para Nabi dan para Rasul, sehingga mereka nanti  datang kepadaku di hari kiamat, di mana cahaya mereka seperti  cahaya-cahaya para Nabi. Hai Daud! Bahwa sesungguhnya Aku telah utamakan  Muhammad dan ummatnya di atas sekalian ummat seluruhnya.
(Al-Bidayah Wan-Nihayah)
 







 
 
 
 
