Sunday, May 20, 2012

Cerpen : Sang Pencari Tuhan


Malam ini udara sangat dingin bahkan sampai menembus tulang kurasakan, tapi begitu hangat ketika aku melihat seorang pemuda yang menyatakan akan memeluk agama islam di salah satu pesantren di Bandung. Saat pemuda itu ditanya oleh sang ustadwahai pemuda yang baik hati, ada apa gerangan engkau datang ke majelis yang insyaallah diberkahi Allah ini ?” sang pemuda menjawabsaya ingin menjadi muslim pak !ustad pun kembali bertanyaapa yang menjadi alasan Anda ingin menjadi muslim ?pemuda itu pun kembali menjawabsetiap hari pada saat aku bekerja di kantor aku selalu melihat temanku sholat pada saat waktu makan siang dan sore, dan pada saat Ia sedang sholat aku selalu menunggu di pelataran mushola kartor dan melihat orang-orang wudhu dan sholat. Lalu setelah beberapa lama aku pun bertanya pada temanku kenapa Ia wudhu dan sholat . Akhirnya aku tahu maksud dari membasuh diri dengan air itu agar kita suci ketika akan menemui Tuhan kita pada saat sholat, dan apa-apa saja maksud dari gerakan sholat itu dijelaskan sampai jelas dan sampai akhirnya aku memutuskan untuk kesini. ustad pun kembali menjawabsubhanallah, dari apa yang sering kita rasakan sebagai beban yang berat padahal itu adalah waktu yang indah saat kita bertemu Allah yaitu pada saat sholat, saudara kita ini bisa mendapat hidayah, alhamdulillah. Sang pemuda pun akhirnya mengucap kalimat syahadat dan menyatakan keislamannya di majelis ini, dan aku pun teringat kembali pada saat perjalananku mencari Tuhanku yang sebenarnya.
Saat itu aku berusia 17 tahun dan duduk di kelas 11 di salah satu SMA di Bandung. Aku mulai merasakan hidupku ini hampa, setiap pulang sekolah nongkrong gk jelas dan pulang sekolah sore hari, pulang sekolah bimbel dan sesampainya di rumah mandi dan tidur. Begitu setiap harinya, dan aku terus merasakan hampa dalam hidupku. Dan pada suatu hari aku melihat sesuatu yang aneh ketika dua orang kakak kelasku mendapat hasil yang berbeda pada ujian akhir sekolah, seorang diantaranya mendapat hasil yang sangat bagus tapi biasa-biasa saja dan seorang lagi mendapat hasil yang biasa saja tetapi Ia tetap tersenyum dengan lebar. Oh aku tau ternyata yang mendapat hasil yang sangat bagus tetapi biasa saja sehari-hari nya adalah orang yang suka nongkrong,bermalas-malasan,suka mencontek dan jauh dari Tuhannya dan yang mendapat hasil biasa saja tetapi ternyata bisa tersenyum lebar ternyata seorang yang baik, ramah, rajin beribadah dan dekat dengan Tuhannya dan Ia tahu kalau Allah lebih mementingkan bagaimana seorang hambanya berusaha dari pada hasil yang baik dari cara yang salah. Lalu aku bertanya pada diriku sendiri apakah yang aku rasakan ini juga disebabkan hal yang sama dengan kakak kelasku yang mendapat nilai bagus itu. Lalu aku mulai merenung dan memikirkan siapakah penciptaku dan bagaimanakah kehidupanku setelah meninggal nanti. Apakah memang ada Tuhan itu ? Pikirku, tapi kalau tidak ada Tuhan bagaimana bisa tubuh manusia bisa sempurna dan bagaimana bisa ada alam semesta yang luar biasa, dan akhirnya aku meyakinkan diriku bahwa pasti ada yang menciptakannya. Aku pun teringat perkataan seorang teman bahwa setiap manusia pasti memerlukan sesuatu untuk diTuhankan dan Ia bercerita bahwa ada seorang warga Rusia yang atheis atau komunis pada saat berlibur bersama teman-temannya menggunakan pesawat mengatakan oh my god saat pesawat itu terguncang hebat dan itu menjadi salah satu bukti bahwa seorang manusia pada hakikatnya memerlukan Tuhan, bahkan orang yang tidak mempercayai Tuhan pun pada saat tertentu memerlukan Tuhan. Pada saat seorang manusia sendiri atau pun sedang ketakutan pasti manusia akan memanggil Tuhan atau berdoa, dan pastinya bila berdo'a ada yang dimintai saat berdo'a dan itulah Tuhan sang pencipta alam semesta.


Sejak saat itu aku pun mulai mencari siapakah Tuhanku sebenarnya, dan aku pun mulai mencari manakah agama yang benar dan baik untukku dan aku memulainya dari sebuah agama temanku yang merupakan seorang nasrani dan aku pun mulai mempejari agamanya, aku pikir ini adalah agama yang hebat dan banyak sekali orang-orang kaya,hebat dan pintar dalam agama itu, tetapi pada suatu hari berpikir kenapa orang-orang sekarang ini mulai memisahkan antara agama dan kehidupan sehari-hari sehingga banyak yang terbuai dengan kehidupan di dunia. Aku kembali berpikir kenapa orang-orang ini menyembah orang yang menyuruh menyembah Tuhan dan Ia pun padahal tidak pernah menyebutkan bahwa Ia adalah Tuhan. Aku berpikir lagi apakah bisa manusia mengubah apa yang disebutkan Tuhan dalam kitab-Nya tetapi orang-orang ini menuruti seseorang yang mengubah isi kitab itu sendiri dan melihat salah satu contohnya, pada awalnya dalam kitab agama ini disebutkan bahwa memakan babi itu tidak boleh karena berbahaya tetapi ada yang mengubahnya yaitu orang yang disebut mereka pemimpin mereka yang berisi bahwa mekan babi itu boleh asalkan bukan babi hutan, padahal aku pikir sama berbahayanya babi hutan atau bukan. Aku berpikir bolehkah manusia mengubah apa yang disebutkan Tuhan padahal belum tentu apa yang mereka ubah itu bisa baik untuk mereka. Akhirnya aku pikir mungkin mereka salah mengartikan apa yang disebutkan oleh pemimpin mereka pada saat awal ada agama ini dan aku pun kembali kebingungan siapakah Tuhanku sebenarnya.
Aku pun kembali galau dan kebingungan tentang siapa Tuhanku dan akhirnya aku dipertemukan dengan seorang kakak kelas yang mempunyai agama yang mengajarkan ketenangan hidup, keselarasan dengan alam dan sang pencipta. Agama ini mengajarkan tentang kasih sayang, kesucian jiwa tetapi aku kembali merenung ketika berpikir bagaimana mereka sendiri yang mengatakan bahwa Tuhan itu tak bisa digambarkan tetapi mereka berdoa kepada patung yang mereka buat, mereka membuat kitab mereka sendiri tetapi aku pikir apakah manusia bisa membuat kitab sendiri dan membayangkan Tuhan sendiri, aku pikir bila Tuhan itu ada pastilah membritahu apa yang harus dilakukan manusia dan tidak membiarkan manusia kebingungan dan menebak-nebak siapa Tuhannya dan membuat kitab dan aturan sendiri.
Di serambi rumahku aku kembali merenung di malam yang sunyi dan diiringi gemercik air hujan itu dan kuambil handphoneku dan mencari musik yang enak didengar, tetapi ternyata aku sudah bosan dengan lagu-lagunya dan aku memutuskan untuk radio saja di handphone dan tanpa sengaja masuk pada saluran yang sedang menyiarkan acara dakwah tetapi hampir berakhir dan ada seorang tuna netra yang ingin masuk agama tersebut, Ia mengatakan “sejak kecil saya hidup di keluarga nasrani tetapi saya belum merasakan ketenangan hidup dan damainya hidup karena keluargaku telah memisahkan bagaimana kehidupan kami sehari-hari dan dalam tempat ibadah dan akhirnya saya memutuskan untuk memutuskan ingin berpindah agama ke agama ini karena sejak kecil saya sudah tertarik dengan agama ini, setiap hari jumat saya selalu ingin cepat pulang sekolah karena ingin mendengar lantunan ayat suci yang mendamaikan hati saya, dan pada saat remaja saya mencoba mempelajarinya dan hari ini saya mengkuatkan niat untuk memeluk agama islam”. Mendengar perkataan tersebut aku berpikir kenapa orang buta tersebut mengatan ayat suci yang dilantunkan sebelum sholat jumat tersebut bisa mendamaikan hatinya padahal itu aku anggap sebagai penggangu saat aku belajar di sekolah pikirku lagi. Tetapi, sejak saat itu aku mulai tertarik dan mencoba mempelajari agama tersebut, dan ternyata aku pun mulai merasa nyaman dengan agama yang mengajarkan tentang kasih sayang, keseimbangan antara mencari kehidupan di dunia dan untuk di akhirat, yang mengajarkan kesetaraan antar manusia, mengatur kehidupan dari saat bangun sampai kembali tidur dala setiap harinya, mempunyai seseorang yang bisa dijadikan contoh yang sempurna dalam menjalani hidup ini dan juga mempunyai ayat Tuhan yang tak pernah diubah dari sejak adanya kitab tersebut.
Pada akhirnya aku pun bisa menetapkan hatiku untuk memeluk agama tersebut dan akhirnya aku bisa menemukan siapakah Tuhanku yang sebenarnya. Sekarang hidupku bisa tenang dan damai, menjalani hidup tanpa keraguan dan mencoba terus bisa berguna terhadap sesama dan mempersiapkan bekalku pada saat manti nanti.
Hari terus berlalu dan tidak terasa aku telah menjadi salah satu mahasiswa di universitas yang aku impikan berkat pertolongan dan kasih sayang Allah, dan sekarang aku bisa membantu teman-temanku yang sedang kebingungan mencari siapakah Tuhan mereka dan kenapa manusia itu hidup dan dalam agamaku ini aku bisa menjawab bahwa manusia itu diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan dan menjadi pemimpin di dunia ini.
Setelah lulus kuliah aku pun bekerja dengan membuat perusahaan sendiri dan alhamdulillah bisa mencukupi, tetapi setelah itu aku menyadari butuh pendamping hidup dan aku pun mulai mencarinya tetapi ternyata aku pun tak menemukannya juga. Aku meminta seorang teman untuk mencarikan untukku tetapi temanku tersebut mengatakan ”wah bila kau memintaku mencarikan seorang pendamping hidup, aku bukanlah yang kau cari. Mintalah kepada Allah karena pilihan manusia itu banyak salahnya tetapi bila pilihan Allah maka itu lah yang terbaik untukmu”. Aku terdiam dan berpikir oh iya juga ya aku kan mempunyai Tuhan untuk diminta pertolongan dan meminta kebaikan kenapa aku harus meminta ke yang lain. Pada akhirnya aku menikah dengan seorang gadis yang diperkenalkan oleh orangtuaku dan akupun menyetujuinya. Sekarang aku dan istriku hidup bahagia di rumah sederhana dekat orangtuaku dan kami pun sedang menunggu kelahiran anak pertama kami.